Merenung
Waktu adalah sesuatu yang tak terbendung, ia akan terus bergerak
sekalipun kita telah lelah untuk beranjak dari tempat kita berdiri, ia
akan terus melangkah ke depan sekalipun kita telah kehilangan semangat
dalam mengarungi kehidupan ini.
Tapi inilah realitas dari kehidupan, ketika kita merasa telah berjuang
begitu keras, ternyata masih banyak kerikil tajam yang masih mengganjar
di setiap langkah kita, ketika kita telah berupaya, masih ada kegagalan
yang menghampiri kita, masih ada tangis yang mengiringi jalan kita,
masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita, apalagi ketika
kita memasuki tahun-tahun penuh tantangan seperti ini.
Di keluarga, ketika kita didudukan sebagai anak, kita merasa kurang
mendapat perhatian dari orang tua, dan sebaliknya sebagai orang tua,
kita merasa anak zaman sekarang sangat sulit dididik, walaupun kita
telah berupaya melakukan terbaik untuknya, lalu ketika usia kita
beranjak senja, sebagai opa dan oma, kita merasa ditinggali dan
terabaikan, kita kesepian.
Di pekerjaan, ketika kita didudukan sebagai karyawan, kita merasa tenaga
kita telah diperas habis oleh perusahaan dan sebaliknya sebagai pemilik
perusahaan, kita merasa karyawan kita kurang berdedikasi dan tidak
bertanggungjawab, dan hanya pintar menuntut. Dan ketika hal itu terjadi
pada diri kita, ketika kita dibenturkan dengan masalah-masalah tersebut,
kita merasa sebagai makhluk yang paling malang, sebagai insan yang
paling menderita di dunia.Kita pun segera bertanya-tanya, mengapa alam
begitu tidak adil, mengapa kita harus terlahir menanggung derita-derita
yang berkepanjangan ini?
Ketika rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan pertanyaan itu tak
terjawabkan, kita dilanda rasa frustasi yang teramat sangat, kita merasa
begitu lelah, kita merasa terabaikan, tubuh kita seakan mati rasa,
denyut nadi kita berhenti sesaat, kita segera terjebak dalam ruang gelap
yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya.Lalu, sebelum semuanya
semakin kelam, mari kita katup mata kita dan buka hati kita, mari kita
manfaatkan waktu ini untuk merenung, menelaah dan mencari pencerahan
dari cerita kecil ini, sang tukang kayu dalam kisah ini mungkin akan
membangunkan hati kita.
Dikisahkan, seorang tukang kayu yang telah kelelahan berkarya ingin
segera menjalani kehidupan pensiunnya, sejak awal dia adalah tukang kayu
yang berbakat, tukang kayu yang berdedikasi tinggi atas pekerjaannya,
tukang kayu yang bertanggung jawab penuh.Ketika ia menyampaikan
keinginannya kepada Sang Tuan, ia malah diberi tugas terakhir sebelum
pensiun, sang Tuan ingin ia membuat sebuah rumah megah untuknya.
Tukang kayu yang berbakat itu tiba-tiba berubah, ia menjadi tukang kayu
yang sembrono, tukang kayu yang asal-asalan. Pukulan palu yang harus ia
ayunkan tiga kali, hanya ia ayunkan satu kali, itu pun ia lakukan dengan
tidak sepenuh hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas terakhirnya,
ia merasa Sang Tuan tidak lagi berpihak padanya, ia sungguh kecewa. Dan
kekecewaannya ia lampiaskan pada pekerjaanya.
Sebuah “Rumah Mewah” yang jauh dari arti “Mewah ” akhirnya selesai
tepat waktu.Ketika hari pensiun tiba, sang tukang kayu akhirnya mendapat
sebuah amplop yang berisi sejumlah uang pensiun dan sebuah “KUNCI”
rumah. Ketika ia menerimanya segera ia tersadar, ternyata kunci yang
digenggamnya adalah kunci dari “Rumah Mewah” yang baru selesai
dibangunnya. “Hadiah special ini dipersembahkan padamu, karena kerjamu
yang luar biasa dan berdedikasi selama bekerja di sini.” Kata Sang
Tuan.Lalu, sang tukang kayu hanya mampu melihat kunci rumah itu dengan
“PENYESALAN”.
Bukankah kita seperti tukang kayu ini, kita kadang-kadang lupa bahwa
kita adalah pembuat rumah untuk diri kita sendiri.Ketika kita membangun
rumah masa depan kita dengan sembrono, kita akan mendapatkan rumah yang
mungkin kita tidak sukai, tapi itulah rumah yang harus kita tempati,
rumah yang kita bangun dengan ayunan tangan kita. Kita boleh merasa
kecewa ketika kita mendapati kenyataan bahwa rumah kita tidak seindah
yang kita impikan, bahkan reok.
Kita boleh merasa kecewa ketika kita harus melalui kehidupan yang tidak
menyenangkan, tapi inilah realitas hidup, sedih yang berkepanjangan
tidak akan mengubah rumah yang telah kita bangun dengan tangan kita
sendiri, oleh karma yang telah kita tanamkan.
Lalu, mari kita kembali pada kehidupan kita yang keras, yang penuh
tantangan, ketika segalanya berubah menjadi kacau dan tidak terkendali,
ketika kita begitu frustasi. Saat ini, kita masih diberi waktu untuk
mengubah rumah masa depan kita, kita masih diberi waktu untuk
memperindah setiap sudut ruangan hati kita. Mari kita kembali renungkan
apa yang telah kita perbuat selama ini, bagaimana kita membangun rumah
kita, seberapa baik kita telah membangun masa depan kita? Disadari atau
tidak, kita dapat membangun rumah kecil kita melalui hal-hal sederhana,
kita dapat membangunnya melalui pelukan kita pada mama, melalui
secangkir kopi yang kita suguhkan pada papa, melalui kecupan selamat
pagi untuk pasangan kita, atau melalui aluran tangan kita untuk menuntun
bocah-bocah kecil kita.
Ketika damai dalam rumah kecil itu tercipta, kita akan mampu memancarkan
cahaya kasih yang terbentuk dari rumah ini melalui uluran tangan kita
bagi mereka yang membutuhkannya, kita juga akan mampu membangun
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, kesempatan untuk membangun rumah
yang jauh lebih besar dan megah, yang dapat memberikan kehangatan
kasih bagi insan-insan yang mendiaminya. Ketika hal itu tercipta, semua
akan terasa indah, masalah yang datang bertubi-tubi akan menjadi batu
asah dalam memperindah kualitas hidup kita.
Beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih ringan, karena
tangan-tangan kasih dari ayah bunda, saudara, kerabat dan teman akan
membantu kita melaluinya. Dan kita pun akan menjadi kokoh. Melalui
kesempatan ini, ketika kita masih ada waktu, selama kita masih diberi
kesempatan untuk berbagi kasih, mari kita lakukan hal-hal sederhana itu
sekali lagi. Mari peluk Mama yang di samping kita dan nyatakanlah cinta
kita, mari kita kecup kening bocah kecil kita, mari kita genggam tangan
pasangan kita dengan mesra, mari kita jabati teman kita dan katakan
betapa kita menghargai persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka
yang pernah menyakiti kita.
Yakinlah, bahwa rumah kita akan semakin ceria dan penuh kasih, rumah
kita akan semakin indah di tahun baru ini.Ketika kita telah mampu
membangun rumah kecil kita dengan indah, kita juga akan dapat membangun
keindahan dunia ini, kita akan mampu menghadirkan surga untuk kita
semua. Semoga semua makhluk hidup berbahagia,
Source : http://andriewongso.com
Source : http://andriewongso.com


Artikel Terkait:
News
- Pesawat TNI Jatuh, Wartawan Riau Pos Dianiaya
- Jadwal Konser Noah Di beberapa Kota di Indonesia
- WOW.!! Besok pada tanggal 1 Oktober ada hujan bintang
- Happy Birthday 14th Google
- Suasana GBK Sebelum konser SMTOWN
- Kurang dari 10 Jam Menuju SMTOWN INA, Ratusan Fans Sudah di GBK
- Album Baru NOAH 200 ribu (keping) terjual
- Cuplikan Pembuatan Video Klip NOAH
- Noah Sewa Pesawat Pribadi untuk Konser ke 5 Negara
- Pemudik dan Pengemudi Jangan Memaksakan Diri
Informasi
- National Geographic Photography Contest 2012
- Lensa kontak yang unik dan menyeramkan
- Durian Indonesia berdaging merah, sangat langka
- Asal Mula 28 September Sebagai Hari Kereta Api
- Ternyata, keluhan bisa bikin otak bodoh
- Daftar Gunung Angker di Jawa
- Minuman yang harus dihindari setelah meminum obat
- Happy Birthday 14th Google
- 10 kebiasaan yang dapat merusak otak
- 3 Pola Fikir untuk Menjadi Sukses

1. Klik select profile --> pilih Name/URL
2. Isi nama kamu dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat fb kamu
3. Klik Lanjutkan
4. Ketik komentar kamu,
5. Klik Publish